Sunday, December 23, 2012

Bila Ibu Boleh Memilih


Anakku...
Bila ibu boleh memilih
Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar
karena mengandungmu

Maka
ibu akan memilih mengandungmu,
Karena dalam mengandungmu
ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah
Sembilan bulan nak...

Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun
Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia

Saat itulah...
Saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,
Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita
Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah, atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu
dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...
Maafkan ibu...
Maafkan ibu...
Percayalah nak, ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu...

By. Ratih Sanggarwati.

Teruntuk Anakku Sayang…,
22 Desember, dihari Ibu ini Mama ingin memberitahumu bahwa setiap bait puisi ini adalah yang mama rasakan nak.
Percayalah nak, pilihan mama adalah usaha mama untuk memberikan yang terbaik untukmu., untuk KITA sayang.
Percayalah nak… Mama & Papa akan selalu SAYANG padamu. 
 

Tuesday, November 27, 2012

Surat Cinta

26 November 2012
 
Surat cinta untuk anakku yang hadir ke bumi ini setahun yang lalu pukul 19.17 wib.

Surat cinta untuk anakku yang hadir sebagai anugerah yang terindah untuk Mama dan Papa.

Surat cinta untuk anakku yang telah menambah banyak warna dalam kehidupan ini.

Surat cinta untuk anakku yang selalu Mama sayangi, Mama selalu berdoa agar kamu tumbuh dan berkembang dengan baik, Jadilah anak yang sholeh, anak yang sehat, anak yang cerdas, anak yang berbakti kepada Mama dan Papa.

Selamat satu tahun anakku Muhammad Rafka Pradipta. Terima kasih telah hadir untuk melengkapi hidup ini. Mama dan Papa selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untukmu.

Semoga ALLAH SWT selalu melindungi setiap langkahmu nak.


Love,
Mama

Monday, November 26, 2012

Setahun Yang Lalu

26 November 2011 - 26 November 2012
 
Setahun yang lalu.., usia kandunganku sudah memasuki 37 minggu 1 hari.  Hari Sabtu tanggal 26 November 2011 adalah jadwal  kontrol kandunganku. Sehari sebelumnya,  aku mendapatkan message dari no. +6281213913XXX yang berisi :

“Aslm. Bu maap kami dari JIH memberitahukan untuk jadwal kontrol ke dr. Prita besok ya.  Wslm”

Selama saya memeriksakan kantungan di JIH baru kali ini saya diingatkan oleh salah satu karywan JIH untuk mengontrolkan kandungan. Yaa.. positive thinking aja…  mungkin usia kandungan saya sudah memasuki 36 minggu jadi saya mendapat perhatian khusus dari mereka. :D

Ketika sedang menunggu antrian pasien yang lain untuk diperiksa, tiba-tiba saya dipanggil oleh salah satu bidan. “Ibu meilisa, sebelum diperiksa Dr. Prita kita rekam jantung  bayinya dulu yuk.”
Saya diminta untuk berbaring diatas tempat tidur. Lalu ada beberapa alat yang ditempelkan ke perut saya. Kemudian saya diminta untuk menggenggam alat yang ada tombolnya “nanti setiap bayinya bergerak, ibu pencet tombolnya ya..” Instruksi dari bidan.
Lebih kurang 15 menit direkam dan selesaaai. Ibu boleh bangun. “Hasilnya gimana bu bidan?” Tanya saya. "nanti hasil print ini dikasi ke dokter ya bu, Dr.Prita akan menjelaskannya”  saya berharap semoga kandunganku ga ada masalah. Aamin.”

“Ibu Meilisa…!!” panggil salah satu perawat, yang bertanda giliran saya untuk masuk ke ruang praktek dokter kandungan.
"Assalamualaikum dok..”  Sapa saya sambil bersalaman
“Walaikumsalam... bagaimana ibu meilisa, ada keluhan?”
“Ga ada dok, Alhamdulillah semua yang saya rasakan baik-baik saja dok.” 
“Alhamdulillah.., saya sangat khawatir dengan keadaan ibu meilisa.. saya dari kemarin kepikiran. Makanya saya minta asisten saya untuk mengingatkan ibu meilisa untuk kontrol hari ini.”
(ooh.. ternyata sms itu atas permintaan dokter Prita toh.. ada rasa senang dapat perhatian khusus dari sang dokter hee..)



Dan saya pun memberikan hasil print rekam bayi tadi.
"Hasil rekamannya bagus…, gerak janin Aktif..”
“Kita cek dulu yuk..”
Sambil memeriksa kandungan saya, dokter menjelaskan.. “Bayi tunggal sehat, posisi kepala dibawah, air ketubah kurang dan berat bayi 2375gram..”
Loh kok berat bayinya turun dok?” Tanya saya..
“Yaa.. ini bisa saja terjadi karena air ketuban kurang berat bayi ikut menyusut”
Langsung lemessss… .
Yaaa… permasalahan selama saya hamil adalah jumlah air ketuban yang selalu kurang. :( dan karena kasus ini juga lah saya mendapatkan perhatian khusus dari dokter.

“Air ketuban masih kurang dan kita harus segera melakukan tindakan. Kasus seperti ini tidak boleh menunggu kontraksi, kasian bayinya didalam.”
Dag...dig...dug... jantung langsung berdetak kencang.  Saat dokter mengatakan ‘SEGERA’.
“YA ALLAH… kuatkan aku.., berikan jalan yang terbaik untukku dan bayiku.”

Dr. Prita memberitahukan bahwa tindakan paling cepat dilakukan malam ini pukul 19.00 WIB atau besok pagi hari minggu pukul 09.00 WIB antrian kedua, karena pukul 07.00 nya sudah ada jadwal tindakan.


“Bapak dan Ibu meilisa boleh berdiskusi dulu.. nanti kalo sudah ada keputusan tolong beri tahu saya secepatnya biar saya siapkan segala sesuatunya.”
“Saya sudah pernah memberi tahu sebelumnya kan, kalo ibu meilisa kemungkinan tidak bisa melahirkan normal bila jumlah air ketuban terus-terusan berkurang?”
“Iya dok” jawab saya..
yaa... dokter pernah menjelaskan semuanya waktu kandungan saya berumur 8 bulan. Saat itu ketuban saya sangat sedikit saya harus di impus 24 jam dan menghabiskan 5 botol impus untuk menabah air ketuban.

Setahun yang lalu masih diruangan praktek dokter, saya dan suami berdiskusi singkat dan mengambil keputusan bahwa tindakan dilakukan malam ini.

Keluar dari ruang praktek dokter, saya langsung menuju taman samping kantin, duduk diayunan. Suami saya tahu kalo saya takut. Ya.. saya memang sedikit takut karena seumur-umur saya ga pernah masuk rumah sakit. Membayangkan untuk disuntik dan perut saya harus dibedah… ouhhh… Tuhan. :((

Mas why mencoba menenangkan saya.. “Sayang, gapapa ya kita pilih malam ini, lebih cepat lebih baik bayinya juga masih sehat. Dokter tadi bilang kita harus menghindari terjadinya kontraksi.. sementara  kita ga tau kapan terjadi kontaraksi kasian anak kita”
Saya hanya menganggukkan kepala.  Saya pasrah siap atau tidak siap saya pasti akan menjalani semua ini.
Saya mengirim sms kepada semua keluarga . Dan semua juga kaget.. karena mereka  hanya tahu kalo hari ini adalah jadwal kontrol. Kok tiba-tiba malah ngabarin kalo mau melahirkan malam ini..

Pukul 17.30 wib satu tahun yang lalu saya dipanggil keruang persalinan untuk mempersiapkan semuanya. Saya langsung mandi, wudhu, sholat maghrib, dan mengganti pakaian. Saya disuruh berbaring. Mulai dipasang inpus di pergelangan tangan kanan.

Setahun  yang lalu pukul 18.30 wib saya masuk keruang operasi. Jantung ini selalu berdetak kencang.. Saya berdoa meminta kemudahan, kelancaran dan keselamatan dalam menjalani operasi ini.

Bismillah..

Tubuh saya mulai gemetar dan menggigil karena takut ketika para perawat menyingkapkan baju untuk suntikan obat bius dibagian tulang punggung bawah.
Ketakutan saya ternyata dirasakan oleh dokter , tiga kali melakukan suntikan gagal.
Akhirnya dokter berhenti sebentar dan menenangkan saya.. dokter laki-laki tadi berkata dengan ramah "jangan takut ya,  tarik nafas panjang dan kita sama-sama berdoa agar dimudahkan ya..!"
Kemudian saya istighfar.., saya tarik nafas yang panjang dan berdoa sungguh-sungguh. Dokter tadi mencoba lagi sambil menyebut  “Allahhu Akbar…” dan  nyeesss… (rasanya sakiiiiiiiit bangeeet) “berhasil… Alhamdulillah”  ucap dokter anestesi itu.
Beberapa menit kemudian, rasa sakit itu menghilang dan saya tidak merasakan apa pun lagi di bagian bawah tubuh saya.

Pukul  19.00 wib setahun yang lalu dokter kandungan mendekati saya, siap dengan pisau bedah. Saya tidak bisa melihat apa-apa dari balik kain berwarna hijau yang menjadi tirai antara dada dengan bagian bawah perut.
Yang saya rasakan perut saya seperti diobok-obok dan beberapa  menit kemudian  perut atas saya di dorong-dorong kebawah untuk mengeluarkan bayinya.. 
Alhamdulillah pukul 19.17 wib setahun yang lalu, bayi yang ada di dalam rahim saya keluar. Dokterpun mengucapkan selamat dan memberitahukan anak saya laki-laki.

Kurang dari satu jam kemudian masih diruangan operasi, sosok bayi mungil didekatkan kesaya. Setelah memandang matanya yang begitu indah, saya mencium pipinya yang lembut dan berkata “Selamat datang Anakku, Muhammad Rafka Pradipta.” :-)

Satu tahun yang lalu 26 November 2011.

ruang mawar