26 November 2011 - 26 November 2012
Setahun
yang lalu.., usia kandunganku sudah memasuki 37 minggu 1 hari. Hari Sabtu tanggal 26 November 2011 adalah
jadwal kontrol kandunganku. Sehari
sebelumnya, aku mendapatkan message dari
no. +6281213913XXX yang berisi :
“Aslm. Bu maap kami dari JIH memberitahukan
untuk jadwal kontrol ke dr. Prita besok ya.
Wslm”
Selama
saya memeriksakan kantungan di JIH baru kali ini saya diingatkan oleh salah
satu karywan JIH untuk mengontrolkan kandungan. Yaa.. positive thinking
aja… mungkin usia kandungan saya sudah
memasuki 36 minggu jadi saya mendapat perhatian khusus dari mereka. :D
Ketika sedang
menunggu antrian pasien yang lain untuk diperiksa, tiba-tiba saya dipanggil
oleh salah satu bidan. “Ibu meilisa,
sebelum diperiksa Dr. Prita kita rekam jantung
bayinya dulu yuk.”
Saya
diminta untuk berbaring diatas tempat tidur. Lalu ada beberapa alat yang
ditempelkan ke perut saya. Kemudian saya diminta untuk menggenggam alat yang
ada tombolnya “nanti setiap bayinya
bergerak, ibu pencet tombolnya ya..” Instruksi dari bidan.
Lebih kurang
15 menit direkam dan selesaaai. Ibu boleh bangun. “Hasilnya gimana bu bidan?” Tanya saya. "nanti hasil print ini dikasi ke dokter ya bu, Dr.Prita akan
menjelaskannya” saya berharap semoga
kandunganku ga ada masalah. Aamin.”
“Ibu
Meilisa…!!” panggil salah satu perawat, yang bertanda giliran saya untuk masuk
ke ruang praktek dokter kandungan.
"Assalamualaikum
dok..” Sapa saya sambil bersalaman
“Walaikumsalam... bagaimana ibu meilisa, ada
keluhan?”
“Ga ada dok, Alhamdulillah semua yang saya rasakan
baik-baik saja dok.”
“Alhamdulillah.., saya sangat khawatir dengan
keadaan ibu meilisa.. saya dari kemarin kepikiran. Makanya saya minta asisten saya untuk
mengingatkan ibu meilisa untuk kontrol hari ini.”
(ooh..
ternyata sms itu atas permintaan dokter Prita toh.. ada rasa senang dapat
perhatian khusus dari sang dokter hee..)
Dan saya pun
memberikan hasil print rekam bayi tadi.
"Hasil
rekamannya bagus…, gerak janin Aktif..”
“Kita cek dulu yuk..”
Sambil memeriksa kandungan saya, dokter
menjelaskan.. “Bayi tunggal sehat, posisi kepala dibawah, air ketubah kurang dan berat bayi 2375gram..”
Loh kok berat bayinya turun dok?” Tanya
saya..
“Yaa.. ini bisa saja terjadi karena air
ketuban kurang berat bayi ikut menyusut”
Langsung
lemessss… .
Yaaa… permasalahan selama saya hamil adalah jumlah air ketuban yang selalu kurang. :( dan karena kasus ini juga lah saya mendapatkan
perhatian khusus dari dokter.
“Air ketuban masih kurang dan kita harus
segera melakukan tindakan. Kasus seperti ini tidak boleh menunggu
kontraksi, kasian bayinya didalam.”
Dag...dig...dug...
jantung langsung berdetak kencang.
Saat dokter mengatakan ‘SEGERA’.
“YA
ALLAH… kuatkan aku.., berikan jalan yang terbaik untukku dan bayiku.”
Dr. Prita
memberitahukan bahwa tindakan paling cepat dilakukan malam ini pukul 19.00 WIB
atau besok pagi hari minggu pukul 09.00 WIB antrian kedua, karena pukul 07.00
nya sudah ada jadwal tindakan.
“Bapak dan Ibu meilisa boleh
berdiskusi dulu.. nanti kalo sudah ada keputusan tolong beri tahu saya
secepatnya biar saya siapkan segala sesuatunya.”
“Saya sudah pernah memberi tahu sebelumnya
kan, kalo ibu meilisa kemungkinan tidak bisa melahirkan normal bila jumlah air ketuban
terus-terusan berkurang?”
“Iya dok” jawab saya..
yaa...
dokter pernah menjelaskan semuanya waktu kandungan saya berumur 8 bulan. Saat
itu ketuban saya sangat sedikit saya harus di impus 24 jam dan menghabiskan 5
botol impus untuk menabah air ketuban.
Setahun
yang lalu masih diruangan praktek dokter, saya dan suami berdiskusi singkat dan mengambil keputusan bahwa tindakan dilakukan malam ini.
Keluar
dari ruang praktek dokter, saya langsung menuju taman samping kantin, duduk
diayunan. Suami saya tahu kalo saya takut. Ya.. saya memang sedikit takut
karena seumur-umur saya ga pernah masuk rumah sakit. Membayangkan untuk
disuntik dan perut saya harus dibedah… ouhhh… Tuhan. :((
Mas why
mencoba menenangkan saya.. “Sayang, gapapa
ya kita pilih malam ini, lebih cepat lebih baik bayinya juga masih sehat.
Dokter tadi bilang kita harus menghindari terjadinya kontraksi.. sementara kita ga tau kapan terjadi kontaraksi kasian
anak kita”
Saya
hanya menganggukkan kepala. Saya pasrah
siap atau tidak siap saya pasti akan menjalani semua ini.
Saya
mengirim sms kepada semua keluarga . Dan semua juga kaget.. karena mereka hanya tahu kalo hari ini adalah jadwal
kontrol. Kok tiba-tiba malah ngabarin kalo mau melahirkan malam ini..
Pukul
17.30 wib satu tahun yang lalu saya dipanggil keruang persalinan untuk
mempersiapkan semuanya. Saya langsung mandi, wudhu, sholat maghrib, dan
mengganti pakaian. Saya disuruh berbaring. Mulai dipasang inpus di pergelangan
tangan kanan.
Setahun yang lalu pukul 18.30 wib saya masuk keruang
operasi. Jantung ini selalu berdetak kencang.. Saya berdoa meminta kemudahan,
kelancaran dan keselamatan dalam menjalani operasi ini.
Bismillah..
Tubuh
saya mulai gemetar dan menggigil karena takut ketika para perawat menyingkapkan
baju untuk suntikan obat bius dibagian tulang punggung bawah.
Ketakutan
saya ternyata dirasakan oleh dokter , tiga kali melakukan suntikan gagal.
Akhirnya
dokter berhenti sebentar dan menenangkan saya.. dokter laki-laki tadi berkata dengan
ramah "jangan takut ya, tarik nafas panjang dan kita sama-sama berdoa agar
dimudahkan ya..!"
Kemudian
saya istighfar.., saya tarik nafas yang panjang dan berdoa sungguh-sungguh. Dokter
tadi mencoba lagi sambil menyebut
“Allahhu Akbar…” dan nyeesss…
(rasanya sakiiiiiiiit bangeeet) “berhasil… Alhamdulillah” ucap dokter anestesi itu.
Beberapa menit
kemudian, rasa sakit itu menghilang dan saya tidak merasakan apa pun lagi di
bagian bawah tubuh saya.
Pukul 19.00 wib setahun yang lalu dokter kandungan
mendekati saya, siap dengan pisau bedah. Saya tidak bisa melihat apa-apa dari
balik kain berwarna hijau yang menjadi tirai antara dada dengan bagian bawah
perut.
Yang saya
rasakan perut saya seperti diobok-obok dan beberapa menit kemudian perut atas saya di dorong-dorong kebawah untuk
mengeluarkan bayinya..
Alhamdulillah
pukul 19.17 wib setahun yang lalu, bayi yang ada di dalam rahim saya keluar.
Dokterpun mengucapkan selamat dan memberitahukan anak saya laki-laki.
Kurang
dari satu jam kemudian masih diruangan operasi, sosok bayi mungil didekatkan kesaya. Setelah memandang
matanya yang begitu indah, saya mencium pipinya yang lembut dan berkata “Selamat
datang Anakku, Muhammad Rafka Pradipta.” :-)
Satu
tahun yang lalu 26 November 2011.
|
ruang mawar |